Welcome To R.I.F Blog....!!!!

Welcome To R.I.F Blog....!!!!
Selamat datang di R.I.F blog, Ayo berbagi pengalamanmu disini!

Tanda Tangan-Qu

Rabu, 24 Februari 2016

Dua Gadis Heterocharacter The Movie



  Waktu itu (07/15), hari pertama ku mengenal sosok dua orang gadis berparas wajah yang polos dan lugu. Ku duduk di kolom ke-4 baris ke-3 waktu itu, karena semua susunan tempat duduk perkelas di sekolahku itu hanya empat kolom, dan disetiap kolom maksimal terdapat enam (6) tempat duduk untuk dua (2) orang siswa.

  Ku hanya duduk-duduk sendiri menantikan para pahlawan yang akan membagikan ilmunya untuk kami. Bicara soal Aku dan kelas ini, kelas ini merupakan kelas awal dan sampai saat ini aku duduk  di ruangan ini. Dari Mabis samapi kelas 11 IPA.

 Sedangkan dua gadis itu, duduk di kolom ke-3 baris ke-1. Hanya mereka anak perempuan yang duduk di tempat laki-laki, mungkin karena mereka kehabisan tempat duduk. Jadinya, dua gadis itu dengan terpaksa duduk di tempat laki-laki.
 Lalu, kupandangi mereka berdua, pertama ku pandangi gadis gemuk berwajah yang cukup manis. setelah cukup lama mengenal, namanya yaitu "*** lebih enaknya saya panggil Gadis ke-1". Dia itu gadis yang suka tertawa, dan bahan tertawaannya itu biasanya yang dia anggap lucu. Sekali ia tertawa maka akan terus-terusan.
 Dia duduk di bangku sebelah kiri jika dilihat dari depan. Berbeda dengan teman sebelahnya, yang sedikit berparas cuek. Namanya,"******* lebih enaknya saya panggil Gadis ke-2", kalo menurut saya pribadi ia adalah penyebab tertawanya Gadis ke-1.
Mereka berdua tinggal di kampung yang sama. Pantas saja banyak yang menyebut mereka adik-kakak.


 Seiring berjalannya waktu, aku duduk dibelakang tempat duduk mereka bersama teman sekampungku. Akhirnya aku jadi tahu sifat mereka masing-masing. Si Gadis ke-1 sekarang ini suka banget bermain dengan gadgetnya, juga foto-foto selfie. Beberapa waktu setelah itu, gadget Iis hilang sehingga membuatnya "Galau". Kasihan juga aku melihatnya. Tapi terkadang aku suka menyindir dan menjahilinya, bukan maksud aku bertingkah seperti itu, aku hanya ingin menghiburnya saja.
 Tapi, aku dituduh lain olehnya, dibantu lagi dengan Gadis ke-2 yang agak tahu kekuranganku selama aku duduk dibelakangnya.
Udah deh, panas suasananya, aku hanya bisa tutup telinga dan sabar mendengar ocehan mereka. Terkadang suka kesal kepada mereka, terkadang juga merasa bangga dan kasihan kepada mereka. Pasti ada sisi baik yang mungkin masih terkubur jauh di lubuk hati mereka.
 
Terkadang saya masih ingat sekali, waktu diadakannya pemilihan Organisasi Kepengurusan Kelas. Para siswi menawarkan kepada siswa laki-laki yang berminat mencalonkan diri menjadi salah satu dari perangkat kelas, seperti KM (Ketua Murid), wakil KM, sekretaris, bendahara dan sie-sie atau seksi-seksi. Karena tak ada sama sekali siswa yang mencalonkan diri, akhirnya para siswi memilih 9 dari 42 siswa di kelas kami (waktu itu). Maklum waktu itu masih kelas X.

 Setelah melakukan voting, akhirnya kita mendapat seorang KM yaitu, Al-Munir, cowok putih berbadan tegap dengan rambut galing (bulat melinting).
Beberapa hari setelah pemilihan perangkat kelas waktu itu, terjadi "konflik" di kelas kami. Yaitu, perselisihan antara salah seorang siswa kelas kami dengan si KM. Munir mencoba menyelesaikan persoalan ini, tetapi ia malah terbawa emosi. Akhirnya terjadi adu mulut dan adu otot, sedangkan para sisiwi berteriak ketakutan dan juga ikut meleraikan.
 Sedangkan Aku, hanya bisa bersembunyi di depan meja, berdo'a agar semuanya berakhir dengan damai.
Memang, hal yang kulakukan itu seolah Pecundang Yang Bersembunyi Dari Kenyataan.

  Berbeda dengan Kedua Gadis Itu melihatku dengan muka heran, dan akhirnya mereka pun tertawa "Ngakak" sampai-sampai semua murid melirikku. Ada sebagian murid laki-laki yang komplen kepadaku, "Huh ....... si Raya mah gak laki" (ujar salah seorang siswa).
 Waduuuuuuh, bukan maksud saya tidak mau membantu, tetapi cara yang kalian pakai itu tidak tepat. Dan jika tidak diselesaikan dengan cara baik-baik, mungkin saja kelas kita bisa-bisa dipanggil oleh Kesiswaan.

 Tetapi setelah kejadian itu, aku semakin dekat dengan semua teman sekelasku beserta siswa dari kelas lain.
Kadang juga saya dan Gadis ke-2 menjadi Bandar tempat menyontek para murid.
Gadis ke-2 sekarang-sekarang ini, terobsesi dengan Korea. Mulai dari Aktor/Aktris, bahasa, lagu, tas, video, semuanyaaaaaaaa serba Korea. Dan cueknya dia itu terkadang membuat saya menjadi kesal, andaikan aku tak penting baginya.

  Dan itulah Arti Teman Yang Sebenarnya
"Walaupun Berbeda, Tetapi Tujuan Kita Sama"



TAMAT

Senin, 01 Februari 2016

Dua Gadis Heterocharacter edisi 5

Lanjutan....

  Berbeda dengan Kedua Gadis Itu melihatku dengan muka heran, dan akhirnya mereka pun tertawa "Ngakak" sampai-sampai semua murid melirikku. Ada sebagian murid laki-laki yang komplen kepadaku, "Huh ....... si Raya mah gak laki" (ujar salah seorang siswa).
 Waduuuuuuh, bukan maksud saya tidak mau membantu, tetapi cara yang kalian pakai itu tidak tepat. Dan jika tidak diselesaikan dengan cara baik-baik, mungkin saja kelas kita bisa-bisa dipanggil oleh Kesiswaan.

 Tetapi setelah kejadian itu, aku semakin dekat dengan semua teman sekelasku beserta siswa dari kelas lain.
Kadang juga saya dan Gadis ke-2 menjadi Bandar tempat menyontek para murid.
Gadis ke-2 sekarang-sekarang ini, terobsesi dengan Korea. Mulai dari Aktor/Aktris, bahasa, lagu, tas, video, semuanyaaaaaaaa serba Korea. Dan cueknya dia itu terkadang membuat saya menjadi kesal, andaikan aku tak penting baginya.


  Dan itulah Arti Teman Yang Sebenarnya
"Walaupun Berbeda, Tetapi Tujuan Kita Sama"



TAMAT

Sabtu, 30 Januari 2016

Dua Gadis Heterocharacter edisi 4

Lanjutan..... 

 Terkadang saya masih ingat sekali, waktu diadakannya pemilihan Organisasi Kepengurusan Kelas. Para siswi menawarkan kepada siswa laki-laki yang berminat mencalonkan diri menjadi salah satu dari perangkat kelas, seperti KM (Ketua Murid), wakil KM, sekretaris, bendahara dan sie-sie atau seksi-seksi. Karena tak ada sama sekali siswa yang mencalonkan diri, akhirnya para siswi memilih 9 dari 42 siswa di kelas kami (waktu itu). Maklum waktu itu masih kelas X.

 Setelah melakukan voting, akhirnya kita mendapat seorang KM yaitu, Al-Munir, cowok putih berbadan tegap dengan rambut galing (bulat melinting).
Beberapa hari setelah pemilihan perangkat kelas waktu itu, terjadi "konflik" di kelas kami. Yaitu, perselisihan antara salah seorang siswa kelas kami dengan si KM. Munir mencoba menyelesaikan persoalan ini, tetapi ia malah terbawa emosi. Akhirnya terjadi adu mulut dan adu otot, sedangkan para sisiwi berteriak ketakutan dan juga ikut meleraikan.

 Sedangkan Aku, hanya bisa bersembunyi di depan meja, berdo'a agar semuanya berakhir dengan damai.
Memang, hal yang kulakukan itu seolah Pecundang Yang Bersembunyi Dari Kenyataan.



To be continued ...........